Translate

Rabu, 11 Desember 2013

dongeng percintaan


-DONGENG PERCINTAAN-
Ketika memelukmu mesra
kau hunuskan belati tepat di ulu hati
dilukai - kau obati setelahnya
Sayang masih ada bekas luka

Kau hadiahkan kilau cincin permata
memastikan jemariku nyaman
bosan pula, kau buntungkan sudah
dicederai - kau tambat dengan genggaman
Sayang aku sudah cacat

Kau persembahkan gemerlap liontin
menghiaskannya di leherku
indah nan cantik - sempurna
enggan juga, kau penggal aku kini
tak iba - enyah dan hilang
Sayang aku sudah mati

Ternyata kau bukan menangis tapi bunuh diri . . .


skenario pembelajaran BIPA


SKENARIO PEMBELAJARAN BIPA
TINGKAT ADVANCE HIGH (MAHIR TINGGI)

A.  Latar Belakang
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya metode pengajaran yang diterapkan guru. Dalam pengajaran BIPA, metode pengajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajar akan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dengan cepat. Setiap pebelajar BIPA diharapkan mampu menguasi bahasa yang dipelajari dengan baik dalam hal ini yaitu bahasa Indonesia. Penguasaan tersebut baik dari segi tata bahasa maupun penggunaannya dalam kegiatan komunikasi. Dalam rangka memenuhi standar tersebut, pengajar BIPA harus mempersiapkan rencana pembelajaran yang efektif dan menarik agar  pebelajar dapat dengan mudah menguasai materi yang dipelajari. Selain itu skenario pembelajaran juga dapat membantu pengajar untuk memudahkan dalam menerapkan strategi yang dirancang sehingga akan tercipta kegiaran belajar mengajar yang lancar.
Skenario yang dibahas berikut merupakan skenario untuk pebelajar BIPA pada tingkatan advance high atau level mahir tinggi. Berdasarkan ACTFL 2012 pebelajar pada tingkat advance high sudah mampu memberikan argumen yang terstruktur untuk mendukung pendapat mereka, mereka dapat membangun hipotesis walaupun terkadang masih ada kesalahan bahasa yang muncul. Pebelajar pada tingkat ini sudah mampu menangani tugas pada tingkat superior atau unggul tapi hanya terbatas pada topik-topik tertentu saja. Pebelajar pada tingkat ini menggunakan kosakata dan intonasi yang tepat untuk mengungkapkan makna dan sering menunjukkan kefasihan yang menakjubkan dan  kemudahan berbicara. Oleh karena itu kegiatan diskusi sangat cocok untuk pebelajar pada tingkat ini, selain terus mengasah kefasihan dalam berbicara pebelajar juga akan mempelajari lebih banyak topik untuk kemudian berlanjut pada tinggkat setelahnya. Topik dalam skenario ini ialah mengenai perbedaan kebudayan yang terjadi antara orang dari luar Indonesia dengan kebiasaan yang ada di Indonesia. Kelas akan dibagi menjadi kelompok kecil kemudian kelompok tersebut mendapat sebuah ilustrasi gambar untuk kemudian mendiskusikan ilustrasi tersebut.
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara keseluruhan pada proses pembelajaran pebelajar. Namun karena kegiatan pembelajaran lebih banyak pada keterampilan berbicara maka evaluasi yang dilakukan akan lebih banyak pada kegiatan berbicara pebelajar. Kegiatan evaluasi juga termasuk pada kegiatan pembahasa hambatan-hambatan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar hubungan timbal balik antara pengajar dan pebelajar tetap terjaga sehingga komunikasi dapat terus terjalin.



B.  Topik pembelajaran: Pelegalan aborsi
Pemilihan topik tersebut disesuaikan dengan kemampuan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema aborsi karena hal tersebut masih terus saja diperbincangkan bahkan tidak jarang diperdebatkan oleh berbagai kalangan. Dalam hal ini kelas akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pro yang setuju dengan topik dan kelompok kontra yang tidak setuju dengan topik atau menentang kelompok pro.
C.   Level: Advance High atau Mahir Tinggi
D.   Target pebelajar: pebelajar dalam skenario ini adalah pebelajar yang telah lulus tingkatan di bawah tingkatan advance high. Jumlah pebelajar ialah 4 orang pada tingkatan advance high.
E.  Alokasi Waktu: 1 pertemuan (60 menit)
F.  Metode: Debat
G.  Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Media
Metode
Kegiatan awal



1.      Salam pembukaan
2.      Tanya jawab seputar kegiatan pebelajar
10 menit
-
Tanya jawab




Kegiatan inti



1.      Pebelajar menyimak peraturan debat yang disampaikan guru
2.      Pebelajar membuat kelompok setiap kelompok berisi 2 orang yaitu kelompok pro dan kelompok kontra
3.      Pebelajar membaca artikel yang disediakan guru
4.      Kelompok mendapat waktu 5 menit untuk mencari informasi tambahan
5.      Kelompok pro menyampaikan pendapatnya terlebih dahulu, diwakili oleh orang pertama selama 5 menit
6.      Kelompok kontra menyanggah dari pendapat kelompok pro, diwakili oleh orang pertama selama 5 menit
7.      Berlanjut ke orang kedua dari kelompok pro dan kemudian orang kedua kelompok kontra, masing-masing 5 menit


8.      Jika salah satu kelompok sudah tidak bisa membalas pendapat dari kelompok lawan maka debat diakhiri. Debat akan dihentikan ketika waktu yang tersedia sudah habis.
9.      Guru menjadi moderator sekaligus juri
 40 menit
2 gambar ilustrasi
Diskusi, presentasi




Kegiatan akhir
1.      Evaluasi bersama
2.      Evaluasi cara berbicara pebelajar
3.      Evaluasi topik yang didiskusikan
4.      Evaluasi hambatan pembelajaran
15 menit

Tanya jawab









Lampiran
Artikel yang dibaca pebelajar
Aborsi bukan persoalan baru, ia persoalan lama yang selalu menuai kontroversi. Salah satu kontroversi mengenai aborsi adalah dikedepankannya wacana Hak Asasi Manusia sebagai alasan pro maupun kontra aborsi. Bagi yang pro-aborsi berpandangan bahwa perempuan mempunyai hak penuh atas tubuhnya. Ia berhak untuk menentukan sendiri mau hamil atau tidak, mau meneruskan kehamilannya atau menghentikannya. Bagi yang kontra aborsi, wacana hak ini dikaitkan dengan janin. Bagi mereka aborsi adalah pembunuhan kejam terhadap janin. Padahal ia juga manusia yang punya hak hidup. Namun akhir-akhir ini, wacana mengenai hak ibu semakin menguat bersamaan dengan isu-isu kesehatan reproduksi. Dikatakan pula bahwa pelayanan aborsi yang aman adalah hak atas kesehatan reproduksi.
Di Amerika, perdebatan mengenai hal ini terpolarisasi menjadi dua kubu, yaitu kubu pro-life yang melarang aborsi demi kehidupan janin dan pro-choice  yang cenderung menyerahkan pada pilihan perempuan, antara menggugurkan dan meneruskan kehamilan. Polarisasi yang sama juga terjadi di Indonesia. Meskipun tidak seekstrim pertentangan antar kubu seperti di Amerika, wacana tentang hak sangatlah kuat. Hal itu terjadi karena undang-undang yang mengatur aborsi menimbulkan efek-efek yang dilematis. Karena itulah, muncul inisiatif untuk mengamandemen UU No. 23/1992 dengan RUU kesehatan tahun 2005. Usulan amandemen ini tentu saja menimbulkan kemarahan pihak-pihak yang anti aborsi.
Data WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa 15-50% kematian ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan yang tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia. Dengan kata lain, 1 dari 8 ibu meninggal dunia akibat aborsi yang tidak aman. Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia.

RICHMOND, VIRGINIA — Kelompok-kelompok demonstran yang menentang dan mendukung isu aborsi berkumpul di lembaga legislatif negara bagian Virginia pada pembukaan sidang tahun 2013. Kelompok-kelompok anti-aborsi berdoa, sementara kelompok pendukung hak aborsi meneriakkan slogan-slogan, “Hak perempuan …..”
 Empat puluh tahun setelah Mahkamah Agung Amerika mengizinkan aborsi, perdebatan mengenai hak-hak reproduksi itu telah masuk ke tingkat negara bagian. Virginia adalah pusat perdebatan itu. Dalam sidang-sidang DPRD yang baru lalu, fraksi Republik mensahkan dua RUU yang membatasi akses perempuan ke layanan aborsi di Virginia. Undang-undang pertama mewajibkan prosedur ultrasound sebelum dilakukannya aborsi, untuk menunjukkan janin di dalam kandungan. Versi sebelumnya mewajibkan penggunaan pemeriksaan vagina perempuan untuk itu, namun RUU itu dicabut setelah adanya protes publik. Yang kedua adalah Undang-undang Targeted Regulation on Abortion Providers (TRAP) yang mewajibkan penyedia layanan aborsi memperbaiki fasilitas mereka sesuai dengan standar rumah sakit, yang bisa mengakibatkan tempat-tempat semacam itu bangkrut.
Tarina Keene, Direktur Eksekutif Liga Aksi Aborsi Nasional di Virginia, mengatakan, “Kita sungguh-sungguh menyaksikan terus berkurangnya hak-hak reproduksi perempuan di lembaga-lembaga legislatif negara bagian di seluruh Amerika.” Pusat Hak-hak Reproduksi mengatakan, tahun lalu 15 negara bagian mengambil tindakan untuk membatasi aborsi. Kelompok-kelompok yang menentangnya mengatakan, itu belum cukup. Anggota-anggota DPRD yang anti-aborsi berencana mendesakkan lebih banyak peraturan. Ada peraturan yang akan memberi janin hak penuh sebagai manusia. Namun, para pendukung aborsi bertekad akan menyusun kekuatan juga. Mereka akan mengusulkan RUU untuk mencabut Undang-undang TRAP yang disahkan tahun lalu.


Sumber-sumber terkait






Senin, 09 Desember 2013

Puisi


deblokade

            bulat dan menjadi berputar
menggulung garis vertikal horisontal
selain revolusi yang dibekukan
dari tampak perang yang diciptakan
menginginkan goresan lebih dalam
mengambil gagasan dunia keduanya
bukan dunia tapi setengahnya
hidupkan tempat dari sejati yang tertindas
menyetujui kekuatan fisik batiniah
inilah buruh khusus perjuangan
kehendak kolektif dari suara gagasan
mempetegas luas baik sastra atau seni
alternatif adalah bukan selalu solusi
tetap merupakan produk sebagaimana terlalu berulang
dari teori-teori gagasan
dengan membuat sesuatu menjadi jelas
atau menghilankan lebihnya
tentang beberapa dunia yang dikatakan hampir ada


Sofi  (Malang, 07042011)


Jumat, 22 November 2013

Naskah drama menikah muda


MUDA(H) MIMPI MENIKAH MUDA(H)
Oleh: Ninis Sofie

kehidupan hari ini adalah milik kita
kita adalah aku dan kau
bukan hanya diriku dan dirimu tapi juga jiwa kita
iya

Babak I
Diatas panggung ada seorang nenek dan seorang kakek yang sudah mengarungi bahtera pernikahan selama betahun-tahun lamanya.
Nenek      : “Kek, aku menunggu sesuatu yang memang sedang kita tunggu”
Kakek      : “Iya Nek, aku tahu itu”
Nenek      : “Apa kau benar-benar tahu?”
Kakek      : “Tentu, tahu setahu-tahunya. Kita, kau dan aku sedang menunggu kereta kencana kita datang”
Nenek      : “Ah,,, sekian lamanya kita sudah menolak untuk menjadi koma, apakah koma kita akan segera datang?”
Kakek      : “Tentu saja, kita tidak akan lagi menolak untuk menjadi koma, dan kita sudah persiapkan untuk menghadapi 100 juta pertanyaan”
(kakek dan nenek itu tertidur, lampu meredup)

Babak II
                 Di panggung sudah ada meja dan kursi yang menggambarkan suasana rumah.
(tit tit tit hp Ibu Nina berbunyi)
Ibu           : “Halo nak, ada apa?”
Nina         : “Bu maaf hari ini Nina pulang telat, ada les tambahan”
Ibu           : “Kenapa kau semakin sering pulang telat akhir-akhir ini?”
Nina         : “Ibu,,, Ibu tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa, Nina akan baik-baik saja, ini hanya tambahan les Bu, les kan juga demi kebaikan Nina juga supaya Nina dapat lulus dengan baik”
Ibu           : “Iya ibu tahu, sehabis les kamu harus langsung pulang”
Nina         : “Ok siap”
(ibu nina dirumah menunggu Nina pulang dari sekolah tiba-tiba adik suaminya datang)
Tante        : “Tok,,, tok,,, tok,,, Assalamualaikum...”
Ibu           : “Waalaikumussalam... oh kamu to mari masuk”
Tante        : “Kok sepi mbak Nina kemana?
Ibu           : “Nina masih di sekolah, pulang terlambat karena ada les tambahan katanya, sebentar lagi dia pasti datang, tumben datang kemari ada yang mendesakkah?”
Tante        : “Tidak ada hal yang mendesak, hanya ingin mencari teman ngobrol saja”
Ibu           : “Kebetulan aku juga lagi nggak ada pekerjaan jadi kita bisa ngobrol sampai sore sambil menunggu Nina pulang”
Tante        : “Iya”
Ibu           : “Lha Dhek Tirto lagi kemana?”
Tante        : “Suami saya?”
Ibu           : “Ya iya to, adik saya itu yang sekaligus suamimu juga!”
Tante        : “Adikmu itu sudah tidak seperti dulu lagi”
Ibu           : “lho,,,lho,,, kok bisa gitu to, coba cerita dulu, kamu lagi ada masalah dengan suamimu mbak di sini siap mendengarkan, ayo cerita”
(tiba-tiba Nina datang)
Nina         : “Assalamualaikum...”
Ibu, Tante        : “Waalaikumussalam,,,”
Ibu           : “Lho katanya ada les tambahan kok cepet?”
Nina         : “nggak jadi Bu, gurunya ada keperluan mendesak katanya, ya aku langsung pulang saja. (Nina melihat ada tantenya datang) Eh ada tante, apa kabar Te?”
Tante        : “Baik kok Nin, sini duduk samping tante”
Ibu           : “Nina nggak mau makan dulu?”
Tante        : “Sudah mbak biar Nina sekalian bisa mendengar apa yang akan saya ceritakan”
Ibu           : “Bagaimana Nina”
Nita          : “Ada sesuatu yang terjadi ya Te?”
Ibu           : “Tante ingin cerita tentang Dhek Tirto Nin”
Nina         : “Kenapa memangnya dengan paklek Te?
Tante        : “Paklek mu itu sudah tidak seperti dulu lagi, dulu waktu awal pernikahan semua terjadi biasa saja, terjadi sesuai apa yang saya dan mas Tirto rundingkan, tapi lama kelamaan ada sesuatu yang aneh yang saya rasakan”
Ibu           : “Mungkin hanya perasaanmu saja”
Tante        : “Mbak yu pernah dengar mitos tentang orang yang nikah muda tidak akan bisa hidup bahagia, saya rasa mitos itu benar”
Nina         : “Memang ada mitos yang seperti itu ya Bu?”
Tante        : “Kamu nggak percaya sama tante?”
Ibu           : “Nina, jangan menyela omongan tantemu, mitos itu dulu memang ada di daerah kita ini, sempat beredar seperti itu karena setiap orang yang menikah muda di daerah kita ini hidup mereka tidak ada yang bahagia, selalu berakhir dengan perceraian”
Nina         : “Kok Nina tidak tahu”
Tante        : “Ya sekarang ini kamu tahu Nin, makanya dengarkan saran tante jangan bermimpi untuk nikah muda. Apa kamu sudah punya pacar di sekolah?”
(Nina memandang ibunya, seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa ia sampaikan)
Tante        : “Sudah katakan saja, ibumu tidak akan marah”
Nina         : “Ada Te”
Tante        : “Hati-hati kalau pacaran, ya sudah saya tak pulang dulu, tapi saya mau minta tolong mbak yu dulu”
Ibu           : “Apa itu?”
Tante        : “Apa mbak yu bisa ikut kerumah, aku ingin mbak yu bicara dengan mas Tirto”
Ibu           : “Baiklah jika itu membantumu, Nina jaga rumah ya ibu mau kerumah tante dulu”
Nina         : “Iya Bu”
(Tante dan Ibu keluar panggung, tinggal nina sendiri diatas panggung)
                 Nina hanya diam dan memikirkan apa yang dikatakan tantenya tadi serta mitos yang  baru saja ia dengar
                 Nina mengambil album fotonya bersama Koni pacarnya. Ia mulai membukanya dan membalik-baliknya. Sudah banyak hal yang dilakukan mereka berdua, mulai dari bersepeda  bareng, belajar bareng, mancing bareng, makan bareng dan masih banyak lagi yang lain. Nina mulai berbicara dengan dirinya sendiri
Nina         : “Kalau memang mitos yang tante katakan tadi benar berarti cita-citaku dan mas Koni bisa saja gagal. Padalah kami kan sudah merencanakan denganb baik, sebaiknya aku segera mengatakannya kepada ibu agar aku bisa mendapat sedikit pencerahan, apakah ibu masih lama ya pulangnya?”

Nina tertidur sambil memeluk album fotonya. Kemudian ibu datang
Ibu           : “Nina,,, kenapa kamu tidur di situ nak?, Nina,,,Nina (ibu membangunkan nina sambil menepuk pundak Nina)
Nina         : (kaget) “Oh ibu,,, aku menunggu ibu pulang”
Ibu           : “Iya ibu tahu, tapi kan kamu bisa ganti baju dulu kemudian tidur di kamar bukan di kursi seperti itu, apa yang kamu peluk itu?”
Nina         : “Bu, ada yang ingin nina sampaikan ke ibu”
Ibu           : “apa itu?”
Nina         : “Bu, ini foto-foto saya dan mas Koni ketika bersama, ketika kita berdua melakukan kegiatan bersama-sama, kami selalu memotretnya dan mengumpulkan foto-foto itu”
Ibu           : “Lalu apa yang ingin kamu sampaikan ke ibu, apa hanya foto itu? sudah lah nah aku ini ibumu, ibu bisa merasakan kalau yang ingin kamu sampaikan sebenarnya bukan itu”
Nina         : “Saya dan mas Koni setelah lulus SMA ingin menikah bu”
Ibu Nina hanya menghela nafas panjang
Nina         : “Nina harap ibu tidak marah, atau memarahi Nina, saya ingin ibu memberikan saran agar anakmu satu-satunya ini dapat kehidupan yang baik di masa mendatang, karena restu ibu tidak pernah ada duanya”
Ibu hanya terdiam dan pergi meninggalkan Nina sendirian (Ibu keluar panggung) Nina mengejar ibunya
Nina         : “Bu,, ibu mau kemana, ibu belum mengatakan sepatah katapun tentang hal yang nina sampaikan tadi bu, tunggu nina bu?

Babak III
Nina dan Koni sedang berdua. Pernikahan sudah berlangsung Nina dan Koni di panggung dengan mamakai kostum pengantin jawa sederhana.
Koni         : “Kita sudah menjalankan niat suci kita Nin”
Nina         : “Iya mas”
Koni         : “Setelah ini kita akan mengarungi kehidupan yang tak terkira ini berdua hingga salah satu dari kita akan pergi mendayung perahu menuju negeri yang tak teraba”
Nina         : “Bisakah kita hidup dalam satu perahu ketika kepergian  itu datang mas”
Koni         : “Ketika pergi itu datang dan salah satu kita yang didatangi oleh kepergian itu maka tentulah kita akan memiliki perahu yang berbeda”
Nina         : “aku ingin kita pergi itu datang kepada kita, bukan kepada diriku atau kepada dirimu saja”
Koni         : “Semoga begitu”

Babak IV
Nina dan Koni sudah berusi 30an.
Nina         : “Mas,, anak-anak masih tidur coba kamu bangunkan dan bantu mereka mandi, 10 menit lagi harus sudah sarapan”
Koni         : “Iya”
(Koni datang dengan membawa dua orang anak, seorang laki-laki berumur 11 tahun dan perempuan berumur 5 tahun)
Nina         : “Ayo anak-anak segera sarapan kalau tidak kalian akan terlambat kesekolah”
Anak-anak       : (bersama) “Iya ibu,,,”

Babak V
Koni         : “Bu,,, ayo segera keluar, pernikahan anak kita akan segera dimulai”
Nina         : (masuk panggung) “Iya Pak, saya tahu”
Koni         : “Lalu kenapa lama sekali”
Nina         : “Saya hanya teringat masa lalu kita, rasanya baru kemarin aku menikah denganmu tapi kenapa hari ini kita sudah menikahkan anak kita”
Koni         : “Sudahlah Bu, ini hidup kita, hidup ku dan kau, bukan hanya diriku dan dirimu iya kan bu?”
Nina         : “Iya pak aku tahu, tak perlu kau setiap hari mengatakan kata-kata itu ketika aku sedang bimbang begini”
Koni         : “Sudahlah ayo kita berangkat”

Babak VI
Nina         : “Kek, aku menunggu sesuatu yang memang sedang kita tunggu”
Koni         : “Iya Nek, aku tahu itu”
Nina         : “Apa kau benar-benar tahu?”
Koni         : “Tentu, tahu setahu-tahunya. Kita, kau dan aku sedang menunggu kereta kencana kita datang”
Nina         : “Ah,,, sekian lamanya kita sudah menolak untuk menjadi koma, apakah koma kita akan segera datang? apa kepergian yang dulu kita ucapkan ketika kita baru menikah akan segera datang. Pergi yang datang”
Kakek      : “Tentu saja, kita tidak akan lagi menolak untuk menjadi koma, dan kita sudah persiapkan untuk menghadapi 100 juta pertanyaan ketika pergi itu datang”

Babak  VII
                 Nina sedang tidur di kursi, Ibu nina bingung ingin membangunkan Nina atau menunggunya sampai bangun. Sempat beberapa kali ia mencoba menepuk bahu nina agar terbangun tapi beberapa kali juga ia urungkan. Sampai pada akhirnya ibu benar-benar memutuskan untuk membangunkan nina
Ibu           : “Nina sayang ayo bangun jangan tidur di kursi”
Nina bangun dan kehilangan mimpinya
Nina         : “Ibu,,, kenapa ibu tadi pergi sementara ibu belum mengatakan sepatah katapun tentang hal yang tadi nina sampaikan tentang nina dan mas koni?”
Ibu           : “Ibu ingin tahu bagaimana mas Koni yang kau sampaikan itu, dan tentu saja harus ada perbincangan keluarga”
Nina         : “jadi ibu setuju?”
Ibu           : “Iya”

ketika ke depan menjadi impian
sama halnya dengan negeri yang tak teraba
ketika ada yang menuliskan
ada pula yang akan menghapusnya


Selesai