KE-TERANG-AN GELAP
Oleh: Ninis
Sofie
akhirnya bukan sepi yang mengambil alih tapi struktur
ketika yang maha sepi sudah mulai menjadi tepi
aliran suara yang sudah diukirkan menjadi tulisan suci dalam alkitab
senantiasa digemakan tapi hanya serupa gema itu terwakilkan
Agama dimulai dari yang hening, dari kesendirian keheningan dan getaran
akan kasih sayang yang mengerikan
Muhammad di gua Hira’
kemudian ia menjadi gemetar membawa sebuah perintah bahwa ia adalah
pemimpin bagi umatnya
setelah sekian abad kita tak mampu bersua dengan sang pemimpin umat
suasana sudah tak lagi sama
sungguh jauh berbeda
banyak imam ingin mencipta dengan keimanan yang sama persis yang disebut
sebagai “jalan yang lurus”
sesuai dengan ketetapan yang diyakini sebagai sesuatu yang terang
jangan anggap gelap adalah perusak bagi yang terang
tak akan ada terang saat gelap tak pernah hadir
gelap adalah dunia tersendiri dan punya kemauan sendiri
jangan kau anggap gelap menyesatkan karena tak ada terang disana
desain-desain sudah mulai tercipta
akidah-akidah menjadi bentukan dimana-mana
hanya sekedar akidah dan hanya sekedar desain yang kemudian dibentuk untuk
terbentur dan dibenturi oleh ketidakinginan untuk menjalankan
Tapi ada yang tak disadari oleh para imam yang menghendaki “jalan lurus”
bahwa bumi selalu menampakkan kediriannya
bumi menampilkan diri hanya ketika ia tetap tak terungkap dan tak
terjelaskan
belajar dari sebuah kesalahan bukanlah hal yang gampang
menunggu diusir untuk pergi
menunggu dimarah untuk bertindak
menunggu mati untuk kemudian hidup kembali bersama yang kekal
yang disadari oleh para imam pengemban “jalan lurus” adalah bahwa sebutan
bagi mereka akan memberikan arti lebih terhadap berlangsungnya hidup dikemudian
hari
dunia masih bersifat fana ketika dalam hidup
tapi ada dunia yang sudah tak fana ketika juga “hidup”
hidup bersama yang kekal
hukum yang datang dari langit, yang datang dengan mengalir tak jua
terterima dengan aliran yang sama deras atau dengan jumlah aliran yang sama
kita tidak dapat mengelakkan kekuasaan manusiawi dari hukum yang mengalir
itu
dari aliran bunyi ke ukiran dan akhirnya ketulisan
maka tak sepenuhnya bisa dianggap sama, tapi pasti memiliki gen yang sama
pahala mendapatkan posisi pada bagian terang dan dosa mendapat posisi pada
bagian gelap
sudah ada posisi masing-masing dan sudah ada yang menentukan masing-masing
kita hanya berkeinginan untuk diletakkan dimana
kita hanya mengisi posisi itu sebanyak-banyaknya, ataukah yang kiri ataukah
yang kanan
jatuhnya berat bukan kita yang menentukan
ketika massa gelap menjadi lebih berat maka disana kita akan “hidup”
dan ketika massa terang yang lebih berat maka disanalah kita akan “hidup”
tidak ada batas yang pasti antara gelap dan terang
tidak mudah untuk dibedakan atau dikategorikan berdasarkan kekuatan cahaya
mereka
jangan salah, gelap juga mempunyai cahaya, karena orang juga bisa melihat
dalam gelap walau perlu waktu untuk itu
jadi gelap tak selamanya akan menjadi gelap
ketika kau pertama kali masuk dalam kegelapan kau akan perlu sedikit saja
waktu untuk kemudian tetap bisa melihat dalam kegelapan itu
akan ada sebuah keterbiasaan jika memang sudah terkurung dalam gelap
lebihnya kau bisa melihat terang dalam gelap tapi tak kan mudah melihat
gelap dalam terang
terang terkadang begitu mudah untuk menyesatkan
tidak semudah yang kau pikirkan untuk hidup dalam terang
Muhammad mendapatkan terang dalam gelapnya gua
hingga akhirnya ia membagi terang itu kepada semua orang yang mampu dan mau
menerimanya
gelap memang tidak untuk dibagi-bagi
ia mempunyai dunia sendiri untuk kemauannya sendiri
Malang,
04 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar