Translate

Selasa, 14 Mei 2013

Proposal Sripsi



Judul              : Pengembangan Bahan Ajar Menulis Drama Pendek Berdasar Cerita Pendek  bagi Siswa SMA Kelas XI program bahasa dengan Pendekatan Kontekstual.
Oleh                : Sofiatun
NIM                : 100211406090


1.        Latar Belakang
1.1  Sesuai dengan standar isi yang dikeluarkan BNSP ada KD menulis drama pendek berdasar cerita pendek khususnya siswa SMA kelas XI program bahasa.
1.2  Agar siswa mampu menulis drama pendek melalui media rangsang atau berdasar cerpen.
1.3  Menulis kreatif sastra (menulis naskah drama) dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap positif dan kreatif siswa terhadap karya sastra.
1.4  Agar siswa dapat menghasilkan sebuah karya yang dapat dinikmati masyarakat.
1.5  Penelitian ini diperlukan untuk menunjang pembelajaran secara khusus.
1.6  Siswa masih merasa kesulitan ketika menulis naskah drama serta mengembangkan ide cerita menjadi drama pendek.
1.7  Siswa kurang memiliki motivasi untuk mengungkapkan ide yagn ada dalam pikiran mereka yang berakibat pada konsep imajinasi yang rendah.
2.        Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian umum pada penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen bagi siswa SMA kelas XI program bahasa dengan pendekatan kontekstual.
Tujuan umum penelitian tersebut dapat diuraikan lebih dalam sebagai berikut.
1)     Mengembangkan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen bagi siswa SMA kelas XI program bahasa dengan pendekatan kontekstual berdasarkan kriteria penelitian kajian materi.
2)     Mengembangkan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen bagi siswa SMA kelas XI program bahasa dengan pendekatan kontekstual berdasarkan kriteria penelitian penyajian.
3)     Mengembangkan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen bagi siswa SMA kelas XI program bahasa dengan pendekatan kontekstual berdasarkan kriteria penelitian isi.
4)     Mengembangkan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen bagi siswa SMA kelas XI program bahasa dengan pendekatan kontekstual berdasarkan kriteria penelitian kemudahan mengembangkan unsur-unsur naskah drama.
5)     Mengembangkan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen bagi siswa SMA kelas XI program bahasa dengan pendekatan kontekstual berdasarkan kriteria penelitian kemudahan merangkai unsur-unsur naskah drama.
3.        Ruang Lingkup
3.1  Penggunaan cerpen sebagai media rangsang dalam menulis drama pendek pada siswa SMA kelas XI program bahasa pada tahap perencanaan naskah berupa kegiatan siswa yang dilakukan dengan membaca cerpen kemudian menganalisis unsur intrinsik cerpen untuk menyusun drama pendek.
3.2  Penggunaan cerpen sebagai media rangsang dalam menulis drama pendek pada siswa SMA kelas XI program bahasa pada tahap penulisan drama pendek berdasarkan perencanaan naskah berupa kegiatan mengembangkan kerangka drama menjadi drama pendek.
3.3  Penggunaan cerpen sebagai media rangsang dalam menulis drama pendek pada siswa SMA kelas XI program bahasa pada tahap menyunting dan revisi berupa kegiatan penyuntingan antar teman yang dibatasi pada penggunaan tanda baca, ejaan, dan penggunaan huruf kapital.
4.        Kegunaan
Bermanfaat bagi pihak-pihak berikut.
4.1  Guru mata pelajaran bahasa indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model baru dalam menyusun bahan ajar yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran menulis drama pendek  berdasar cerpen. serta guru dapat mengembangkan bahan ajar ini secara lebih mandiri dan kreatif.
4.2  Siswa SMA kelas XI program bahasana
Hasil penelitian yang diperuntukkkan bagi siswa adalah bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen. Bahan ajar ini dapat digunakan oleh siswa SMA kelas XI program bahasa sebagai bahan ajar atau materi pembelajaran menulis drama pendek berdasar cerpen. Penggunaan bahan ajar ini diharapkanu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperkaya pengetahuan siswa mengenai naskah drama.
4.3  Kepala sekolah
Bagi kepala sekolah bahan ajar ini dapat memberikan ijin dan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar secara mandiri.
4.4  Penyusun kurikulum
Penelitian ini digunakan sebagai pertimbangan pemilih strategi dalam pembelajaran menulis drama pendek berdasar cerpen dalam penyusunan kurikulum pada masa yang akan datang.
4.5  Penulis bahan ajar
Cerpen yang terdapat dalam bahan ajar ini dapat dijadikan rangsang dalam mengembangkan kemampuan menulis drama pendek pada siswa SMA kelas XI program bahasa. Melalui pendekatan kontekstual yang terdapat dalam bahan ajar ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun bahan ajar yang lebih kreatif.
4.6  Peneliti lain.
Bahan ajar dikembangkan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian sejenis. Prosedur penelitian pengembangan bahan ajar ini juga dapat menjadi pedoman bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian serupa. peneliti lain disarankan untuk mengikuti langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini.
5.        Definisi Operasional
5.1  Bahan ajar: seperangkat materi berisi fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang disusun secara sistematis dan digunakan oleh siswa dan guru sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
5.2  Drama: cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi dan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.


5.3  Naskah drama: suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan (pentaskan).
5.4  Cerita pendek: karangan pendek atau kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika).
5.5  Pendekatan kontekstual adalah suatu konsep belajar mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

6.        Kajian Pustaka
6.1  Pengembangan Bahan Ajar
6.1.1  Pengertian pengembangan bahan ajar
Bahan ajar adalah isi mata pelajaran yang didalamnya berisi fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang disusun secara sistematis . Isi mata pelajaran ini sangat banyak, diantaranya naskah drama. Pengembangan bahan ajar adalah pendekatan sistemik dalam merancang, mengevaluasi, memanfaatkan keterhubungan fakta, konsep, prinsip, atau teori yang terkandung dalam mata pelajaran atau pokok bahasan dengan mengacu pada tujuan.
6.1.2  Tujuan dan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar
Tujuan pengembangan secara garis besar adalah sebagai usaha untuk menyajikan materi yang akan dibelajarkan ke dalam format yang lebih efektif dan efisien untuk digunakan dan dimengerti.
6.1.3  Prosedur pengembangan bahan ajar
Untuk menghasilkan bahan ajar yang baik perlu dilakukan secara bertahap. Prosedur pengembangan bahan ajar yang dijalankan melalui tiga tahap, yaitu tahap merancang, tahap mengembangkan, tahap uji kelayakan dan tahap pemanfaatan.
6.2  Menulis Drama Pendek
6.2.1  Pengertian drama pendek
Drama seringkali disamakan dengan teater. Drama artinya berbuat, bertindak; sementara teater artinya tempat pertunjukan. Kata teater sendiri mengacu kepada sejumlah hal yaitu: drama, gedung pertunjukan, panggung pertunjukan, kelompok pemain drama, dan segala pertunjukan yang dipertontonkan.  Drama pendek secara unsur sama dengan drama pada umumnya, perbedaanya terletak pada alur yang terjadi di dalamnya. Ketika menulis drama pendek alur menjadi lebih singkat.
Drama berdasarkan bentuk bahasa dibagi menjadi: drama puisi, drama prosa, drama prosa puisi, dan drama simbolik. Berdasarkan bentuk penampilan drama dibagi menjadi lima yaitu: sandiwara, sendratari, pantomim, tableau, dan opera. Sedangkan dilihat dari sudut media isi drama dibagi menjadi: tragedi, komedi, tragi komedi, melodrama, dan farce.
6.2.2  Unsur-unsur drama pendek
·         Unsur intrinsik, terdiri dari: tema, alur atau plot, karakteristik dan penokohan, latar, amanat.
·         Unsur ekstrinsik, terdiri dari: riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakat yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.
6.2.3  Menulis kreatif drama pendek
Menulis kreatif merupakan kegiatan menulis yang lahir dari ide atau gagasan kreatif seorang penulis. Roekhan (1991:1) menyatakan bahwa menulis kreasi merupakan proses menciptakan karya sastra yang dimulai dari munculnya ide dalam benak penulis, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menangkap dan mengembangkan ide, setelah itu dilanjutkan denga mematangkan ide agar jelas dan utuh, kemudian membahasakan ide tersebut, dan terkhir adalah menuliskan ide tersebut de dalam bentuk karya sastra.
Menulis drama pendek merupakan kegiatan menulis kreatif sastra yang menciptakan karya sastra. Menulis drama sama halnya dengan kegitan menulis kreatif prosa yang lain seperti cerpen. Kegiatan menulis drama adalah kegiatan menciptakan karya sastra yang berupa pengungkapan ide, kesan, perasaan, harapan, dan imajinasi secara tertulis berdasar objek yagn diamati dalam bentuk naskah drama menurut kreativitas dan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
6.2.4  Langkah-langkah menulis drama pendek  berdasar cerpen
Kegitan menulis naskah drama bukan merupakan kegiatan yang instan, tetapi memerlukan tahapan untuk menentukan peletakan elemen-elemen dan semua aspek yagn nantinya akan membangun sebuah cerita dalam drama. Pratiwi (1997:2) naskah drama tidak boleh disikapi sebagai naskah baca, ia harus dipentaskan. Hal tersebut menegaskan bahwa sebuah naskah drama tidaklah sempurna apabila belum memalui pementasan.
Secara garis besar ada tiga tahap yang dilakukan dalam menulis drama pendek berdasar cerpen. Pertama pemahaman, di dalamnya ada beberapa proses diantaranya: pembacaan cerpen secara teliti sebagai sumber ide dan rangsangan, pemahaman unsur-unsur cerpen, mencatat unsur-unsur dan informasi penting dari cerpen, pemahaman unsur-unsur drama. Kedua penulisan, di dalamnya ada beberapa proses diantaranya: mengembangkan unsur intrinsik cerpen kedalam unsur intrinsik drama di sini bisa terjadi proses penambahan atau pengurangan hal-hal yang kurang sesuai yang dipastikan tidak berubah dalam proses penyaduran cerpen kedalam drama pendek ialah tema, amanat, dan watak tokoh. Ketiga tahap pengembangan, pada tahap ini cerita pendek yang menjadi rangsangan sudah menjadi sebuah karya drama pendek. Pada tahap pengembangan ini proses yang terjadi adalah perbaikan-perbaikan dari setiap unsur-unsur drama pendek, dan proses penyuntingan terhadap setiap kalimat-kalimatnya.
Langkah-langkah lain dalam menulis drama pendek yang bisa ditempuh diantaranya: menentukan tema, mendata satuan peritiwa, menyusun sinopsis atau kerangka, mengembangkan sinopsis menjadi drama pendek.
6.3  Pendekatan kontekstual
6.3.1  Pengertian pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar tempat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubunga antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual berpedoman pada delapan hal yaitu: aktif belajar mandiri secara terus menerus, menghubungkan kegiatan dalan materi pembelajaran denga kehidupan nyata, tugas-tugas yang bermakna, berpikir kreatif dan kritis, bekerja sama, memberikan perhatian pada perbedaan pribadi, menggunakan dan mencapai standar tinggi, dan memberikan penilaian otentik. Pembelajaran menulis drama tidak hanya diarahkan pada unsru intrinsik dan ekstrinsik drama, tetapi pemahaman aspek intrinsik dan ekstrinsik dapat mendukung pemerolehan pengetahuan dan belajar menulis drama yang baik sehingga mengasilkan tulisan yang indah.
6.3.2  Ciri-ciri pendekatan kontestual
Ada tujuh komponen dalam ciri-ciri pendekatan kontekstual diantaranya: konstruktivisme, inquiri, modeling, learning community, authenthic assessment, dan reflection.
6.4   Pengembangan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen.
6.4.1  Pengertian bahan ajar
Bahan ajar adalah bahan-bahan yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam bahan ajar menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar siswa dalam bentuk penyediakan bimbingan bagi siswa. Bahan ajar dengan pendekakatan kontekstual melatih siswa untuk menciptakan kreativitas. Pengembangan bahan ajar merupakan usaha dan kegitan untuk menciptakan (merancang, memproduksi, dan mengevaluasi)  sumber belajar mandiri yang disusun secara sistematis sesuai dengan kurikulum, dengan tujuan menciptkan bahan ajar untuk meningkatkan dan memperbaiki sistem pembelajaran.
6.4.2  Tahap-tahap pengembangan bahan ajar
Penyusunan bahan ajar dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa tahap-tahap yaitu: menentukan tujuan, isi, dan fungsi bahan ajar; menyempurnakan dari tulisan bahan ajar awal; memberi bentuk dan merinci bagian-bagian bahan ajar; dan menilai bahan ajar.
6.4.3  Pengembangan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen dengan pendekatan kontekstual.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan berjalan dengan pesat. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan itu harus diantisipasi oleh lembaga pendidikan  formal (sekolah) di negeri ini agar dapat memberikan informasi dan perkembangan ilmu yang terbaru. Untuk dapat menjawab perubahan dan perkembangan itu di era saat ini maka pemerintah melakukan perubahan kurikulum pendidikan.
Dengan adanya perubahan kurikulum, menuntut pula perubahan bahan ajar pada semua mata pelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat Sekolah menengah Atas (SMA) khususnya program bahasa terdapat kompetensi dasar  menulis drama pendek berdasar cerpen. Keterampilan menulis naskah drama ini harus dikuasai oleh siswa tingkat SMA khususnya program bahasa. Namun faktanya sebaliknya. Dengan adanya fakta seperti ini maka dibutuhkan bahan ajar baru. Penelitian pengmbangan bahan ajar ini berusaha semaksimal mungkin untuk mempermudah siswa dalam menulis  naskah drama.
Pengembangan bahan ajar menulis drama pendek berdasr cerpen ini dihasilkan berdasarkan pada kebutuhan materi yang dikembangkan. Adapun materi yang dikembangkan adalah pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada keterampilan menulis. Bentuk pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan bahan ajar tidak hanya berupa buku pelajaran, tetapi juga sarana, media yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Hasil pengembangan didefinisikan sesuai dengan data uji kelayakan sehingga menggambarkan kualitas produk pengembangan yang sebenarnya.

7.        Metode Penelitian
7.1  Model pengembangan
Model pengembangan bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen ini dirumuskan dengan tahapan analisis pendahuluan, analisis kurikulum, dan menganalisis karakteristik siswa.
Tahap selanjutnya adalah membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menulis dan menyusun draf  bahan ajar. Hasil pengembangan diuji cobakan untuk mengetahui validasi melaui kegiatan uji ahli, uji guru, dan uji siswa. produk yang dihasilkan  melalui penelitian ini adalah bahan ajar menulis drama pendek berdasar cerpen. Model pengembangan bahan ajar yang dimaksud dapat dilihat dalam bagan berikut.


7.2  Desain penelitian (Prosedur pengembangan)
Ada tiga tahapan yang dilakukan dalam prosedur pengembangan ini diantaranya.
7.2.1  Analisis pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama yang dilakukan, di dalamnya ada tindakan yang dilakukan yaitu; menganalisis kurikulum dan melakukan pengkajian terhadap empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara). Hasil pengkajian dipilih pada aspek menulis.
7.2.2  Persiapan bahan ajar
Persiapan bahan ajar merupakan tahap kedua yang dilakukan, ada tiga hal yang dilakukan dalam persiapan bahan ajar meliputi: analisis karakteristik sisiwa, menentukan strategi pembelajaran, dan penyusunan RPP.
7.2.3  Penulisan dan penyusunan bahan ajar
Penulisan dan penyusunan bahan ajar merupakan tahap ketiga sekaligus tahap akhir.  Dalam penulisan dan penyusunan bahan ajar peneliti menerjemahkan pengetahuan yang bersifat umum ke dalam bentuk spesifikasi terinci untuk keperluan pembuatan sumber belajar. Adapung yang dilakukan pada tahap ini ialah: membuat skenario bahan ajar, memilih materi yang sesui dengan tujuan pembelajaran, dan merancang draft bahan ajar.
Secara lebih singkat prosedur pengembangan bisa dilihat pada  bagan beriku.



7.3  Sumber data
Penelitian ini bersifat pengembangan. Peneliti mengembangkan pembelajaran menulis, dan ditambah dengan pengayaan pengetahuan bahasa dan mengembangkannya dalam bentuk bahan ajar SMA kelas XI program bahasa. Data dalam pengembangan ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Indonesia SMA kelas XI, daftar rujukan atau referensi teori, implikasi, dan pengajaran menulis dari berbagai penulis maupun penerbit, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
7.4  Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi dua yakni instrumen pengembangan bahan ajar dan instrumen pengumpulan data atau uji lapangan. Instrumen pengembangan bahan ajar berupa draf awal bahan ajar (komponen bahan ajar terdiri dari empat kompetensi dasar keterampilan berbicara, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, latihan dan evaluasi pembelajaran sbagai terlampir di hasil), dan RPP. Instrumen uji lapangan berupa: angket penilaian yang diberikan kepada guru pengajar dan siswa; dan pedoman observasi.
7.5  Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan angket untuk menghimpun data dari para ahli atau pakar, guru, dan siswa. Data yang diperoleh adalah data verbal (catatan, komentar, saran, kritik, koreksi, dan usul) yang dituliskan pada angket maupun bahan pembelajaran. Saran yang disampaikan secara tertulis dan bila peneliti belum jelas diklarifikasi secara lisan pada subjek uji coba dengan wawancara bebas.
7.6  Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif dan dilakukan melalui: mentranskrip data verbal dari hasil wawancara dengan guru; pembuatan peta penyusunan bahan ajar; pembuatan RPP; dan penulisan dan penyusunan bahan ajar.

8.        Daftar Rujukan

Haryadi. 2010. Model Pembelajaran. Semarang: Unnes.
KBBI. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga.  Jakarta: Balai Pustaka.
Mbulu, J. dan Suhartono. 2004. Pengembangan bahan ajar. Malang: Elang mas.
Puspitoningrum, Encil. 2010. Pengembangan bahan ajar menulis dongeng menggunakan pendekatan kontekstual untuk siswa smp kelas VII. skripsi tidak untuk diterbitkan. Malang: UM Fakultas Sastra.
Roekhan. 1991. Menulis Kreatif: Dasar-dasar dan Petunjuk Penerapannya. Malang: YA3 Malang.
Sendratasik. 2008. Pengertian Drama dan Teknik Penulisan Naskah Drama. (online) tersedia: http//sendratasik.wordpress.com. 04/12/2012.

1 komentar: